Senin, 21 Juli 2008

Perkembangan Televisi Swasta di Indonesia


Sejarah Singkat Perkembangnan Televisi Siaran di Indonesia
Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games di gelanggang olahraga Senayan Jakarta.Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai station call hingga sekarang.Pada tanggal 24 tersebutlah saat TVRI menyiarkan pembukaan Pesta Olahraga Se-Asia IV dijadikan sebagai hari jadi TVRI.Selama tahun 1962-1963 TVRI mengadakan siaran rata-rata 1 jam sehari.
Pada bulan Oktober 1963 terbitlah surat keputusan presiden R.I. No. 215 tahun 1963 tentang Pembentukan Yayasan Televisi Republik Indonesia, yang antar lain menegaskan bahwa tujuan Televisi R.I.adalah untuk menjadi alat hubungan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan mental/spiritual dan fisik dari pada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan pembentukan Manusia Sosialis Indonesia pada khususnya.
Perkembangan Stasiun Televisi Swasta di Indonesia
Namun dalam pelaksanaannya, TVRI ternyata tidak lepas dari unsur politik Soeharto.Tayangan-tayangan yang disiarkan sebagian besar mengandung unsur pendidikan politik.Disamping itu, TVRI juga melakukan monopoli penyiaran dengan pembayaran iuran pajak TVRI.
Monopoli penyiaran televisi oleh TVRI yang berlangsung semenjak tahun 1962 berakhir dengan diberikannya izin penyiaran televisi kepada RCTI, SCTV, ANTV, TPI dan INDOSIAR pada akhir tahun 1980`an dan awal tahun 1990`an. Penyelenggaran penyiaran khususnya televisi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak akhir tahun 1980-an.
Di awal tahun 2000, industri stasiun televisi di Indonesia menjadi senakin berkembang dengan munculnya stasiun-stasiun televisi baru seperti:.TransTV, LaTivi, TV7, MetroTV, dan Global TV.
Dewasa ini jumlah lembaga penyiaran nasional (“free-to-air“) yang berlokasi di Jakarta ada 11 buah ( termasuk lembaga penyiaran TV publik yaitu TVRI). Jumlah ini nampaknya adalah merupakan yang terbesar di negara-negara di seluruh dunia.
Disamping lembaga penyiaran nasional yang berlokasi di Jakarta juga terlihat terdapat perkembangan berupa yang pesat dari lembaga penyaiaran lokal di daerah dan di Jakarta..Bila ditinjau dari berbagai aspek dalam pemberian perizinan dimana dewasa ini tumbuh juga stasiun penyiaran TV lokal berdasarkan izin dengan perizinan dari PEMDA setempat (baik di DKI maupun di luar DKI), terlihat bahwa pemberian izin belum didasarkan pada suatu kebijakan berupa peraturan-perundangan yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa penyiaran televisi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku masyrarakat dan bahwa penyiaran televisi menggunakan frekuensi yang merupakan ranah publik sehingga harus digunakan sebaik-baiknya untuk mengsejahterakan masyarakat dan bangsa baik lahir dan batin (butir 3 dan 4 konsiderans Menimbang UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002).
Media Penyiaran Televisi Yang Dijadikan Ajang Bisnis Yang Menarik.
Perkembangan media penyiaran televisi di Indonesia sangat pesat dan unik. Jika sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1987 hanya ada TVRI, sampai saat ini sudah ada RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, bahkan kini ada TV berlangganan lewat Indovision. Seluruh ''pemain'' ini hadir tanpa dan sebelum ada undang-undang yang khusus mengaturnya.
Berbeda dengan TV terrestrial, TV berlagganan di Indonesia memiliki ciri perkembangan yang lebih unik.Sejak 14 Maret 1995, media penyiaran televisi memasuki era berlangganan. Ini terjadi melalui ''perkawinan'' antara Indovision (PT Malicak) dengan Star TV. Perkawinan itu membuahkan hasil bahwa siaran yang dipancarkan dari Hong Kong dapat ditangkap di Indonesia melalui satelit dengan sistem berlangganan. Star TV menyediakan programnya, sedang Indovision ''menjualnya'' di Indonesia.Sekali pun regulasi secara nasional tentang bisnis yang demikian belum ada, namun pemerintah tidak menaruh keberatan atas kerja sama itu.Sehingga sejak saat itu, pelanggan di Indonesia baik di rumah, apartemen, maupun dari kamar hotel bisa menikmati beragam tayangan sesuai kebutuhan.
Sisi negatif dari perkembangan stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia
Walaupun dengan adanya perkembangan stasiun televisi swasta nasional dan daerah yang beragam di Indonesia dapat menunjukkan bahwa tekhnologi informasi dan komunikasi terbilang cukup pesat, namun bukan berarti semua itu tidak memiliki sisi negatifnya.
Kekerasan dan seksualitas tampak ditayangkan secara menarik dan beragam oleh berbagai stasiun televisi swasta di setiap harinya.Tidak seperti yang dulu, kini stasiun televisi swasta dengan leluasanya menyiarkan tayangan-tayangan yang sebenarnya tidak semua golongan/kalangan pemirsa pantas menyaksikannya, khususnya anak-anak.
Tayangan news yang berisikan kriminalitas maupun ayangan berbau kekerasan kini dapat dijangkau anak-anak utuk disaksikan.Setiap hari, terutama menjelang tengah malam sejumlah tayangan syuur menghampiri ruang dan kamar pemirsa.
Dengan dalih rating dan iklan, tayangan kekerasan dan seksual terus berlangsung dan makin variatif. Anehnya, masyarakat, terutama pendidik dan agamawan, termasuk akademisi serta pakar komunikasi seakan tak berdaya menghadapi tren tayangan seperti itu. Ironisnya, pemerintah lambat dalam mengambil tindakan.Tayangan-tayangan tersebut menambah isi ragam berbagai tayangan stasiun televisi swasta yang dulunya telah terisi oleh sinema elektronik (Sinetron) maupun infotaiment, kini dapat semakin menunjukkan rendahnya mutu siaran hampir semua stasiun televisi di Indonesia.
BAB III
Kesimpulan & Daftar Pustaka
Kesimpulan
Semakin maju dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia informasi dan komunikasi saat ini.Televisi merupakan salah satu media informasi dan komunikasi yang sangat laris saat ini.Stasiun-sasiun televisi swasta yang ada di Indonesia baik tingkat nasional maupun daerah kini semakin menghiasi ragam penyiaran.Tak heran jika banyak instansi ataupun perusahaan yang menggunakan stasiun televisi yang ada saat ini sebagai sarana pemasaran ataupun publikasi.
Stasiun televisi yang ada di Indonesia menggunakan berbagai macam strategi untuk meningkatkan rating mereka terhadap masyarakat. Dari infotaiment, berita, maupun kuis merupakan cara mereka untuk memperoleh simpati dari audience.Program-program yang mereka tampilkan dapat mempengaruhi kehidupan sosial yang ada pada masyarakat. Tayangan-tayangan yang ada sekarang ini pun semakin menjauh dari mutu siaran yang sesuai dengan norma-norma masyarakat Indoesia seperti yang dulu.

Tidak ada komentar: