Senin, 21 Juli 2008

Apakah dengan kehadiran Surat Kabar Elektronik (SKE), Surat Kabar Cetak (SKC) akan ditinggalkan pembacanya?

Walaupun dengan kehadiran SKE yang berkembang begitu pesat, bukan berarti SKC akan begitu saja ditinggalkan oleh pembacanya. Memang tidak bisa dipungkiri, dengan meningkatnya sistem teknologi yang ada, tingkat konsumsi orang terhadap SKC cenderung menurun.
Kemudahan dalam mengakses dan memperoleh berita-berita terkini lewat SKE merupakan faktor utama mengapa "Pemburu" informasi lebih memilihnya. Disamping keunggulan SKE yang bersifat cepat dalam penyampaian informasi (Aktual), SKE pun dapat diperoleh kapan saja sesuai dengan kebutuhan.
Para penerbit surat kabar cetak pun kini telah membuat surat kabar versi on line. Namun pada kenyataannya, orang-orang disamping dengan menggunakan SKE, mereka tetap menggunakan SKC sebagai pendamping jembatan informasi. Masih adanya minat penggunaan SKC sebagai pendamping itu dikarenakan para pembaca terkadang tak mau bersusah payah mencari media on line yang harus membutuhkan media elektronik seperti komputer untuk menggunakanya.
Sedangkan dengan SKC, mereka hanya tinggal mengeluarkan beberapa lembar uang saja untuk mendapatkannya. Memang ada kelebihan dan kekurangannya.
Implikasi yang ada di Indonesia daripada hal tersebut.
Di Indonesia sendiri keberadaan SKE pada masyarakat cukup memberikan pengaruh yang besar dibandingkan SKC. Akan tetapi SKC belum dapat ditinggalkan oleh pembacanya walaupun telah ada SKE. Seperti: Internet, Blogs, Chat, dsb.
Internet merupakan pilihan masyarakat Indonesia dalam menjangkau SKE. Sayangnya, penggunaan internet di Indonesia belum begitu besar apabila dibandingkan pada negara-negara lain.
Umumnya, masyarakat Indonesia terhalang pada keterbatasan fasilitas dan penunjang dalam menjangkau SKE. Disamping itu, masyarakat yang memiliki pemahaman seperti internet masih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan keseluruhan masyarakat Indonesia yang ada. Dikarenakan belum seluruhnya masyarakat Indonesia dapat memahami internet, sehingga peran SKC masih sangat tampak pada masyarakat.
Namun tak bisa dipungkiri, teknologi informasi semakin cepat berkembang dan harganya semakin terjangkau. Dulu komputer sangat mahal, tetapi sekarang komputer sudah banyak di rumah-rumah di pedesaan. Dulu, biaya untuk akses internet sangat mahal, sekarang masih mahal bagi sebagian masyarakat, dan ke depan sangat mungkin harganya lebih terjangkau.
Tentu saja masyarakat Indonesia juga menginginkan berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi. Begitu juga dengan media yang berkaitan, mereka juga akan berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada pada masyarakat.
Seperti salah satu pada teori Komunikasi Massa: Media Critical Theory. Dimana setiap media yang ada berusaha untuk cederung mencari dan menyediakan alternaif pada masyarakat. Dalam hal ini adalah Surat Kabar.Walaupun dengan kehadiran SKE yang berkembang begitu pesat, bukan berarti SKC akan begitu saja ditinggalkan oleh pembacanya. Memang tidak bisa dipungkiri, dengan meningkatnya sistem teknologi yang ada, tingkat konsumsi orang terhadap SKC cenderung menurun.
Kemudahan dalam mengakses dan memperoleh berita-berita terkini lewat SKE merupakan faktor utama mengapa "Pemburu" informasi lebih memilihnya. Disamping keunggulan SKE yang bersifat cepat dalam penyampaian informasi (Aktual), SKE pun dapat diperoleh kapan saja sesuai dengan kebutuhan.
Para penerbit surat kabar cetak pun kini telah membuat surat kabar versi on line. Namun pada kenyataannya, orang-orang disamping dengan menggunakan SKE, mereka tetap menggunakan SKC sebagai pendamping jembatan informasi. Masih adanya minat penggunaan SKC sebagai pendamping itu dikarenakan para pembaca terkadang tak mau bersusah payah mencari media on line yang harus membutuhkan media elektronik seperti komputer untuk menggunakanya.
Sedangkan dengan SKC, mereka hanya tinggal mengeluarkan beberapa lembar uang saja untuk mendapatkannya. Memang ada kelebihan dan kekurangannya.
Implikasi yang ada di Indonesia daripada hal tersebut.
Di Indonesia sendiri keberadaan SKE pada masyarakat cukup memberikan pengaruh yang besar dibandingkan SKC. Akan tetapi SKC belum dapat ditinggalkan oleh pembacanya walaupun telah ada SKE. Seperti: Internet, Blogs, Chat, dsb.
Internet merupakan pilihan masyarakat Indonesia dalam menjangkau SKE. Sayangnya, penggunaan internet di Indonesia belum begitu besar apabila dibandingkan pada negara-negara lain.
Umumnya, masyarakat Indonesia terhalang pada keterbatasan fasilitas dan penunjang dalam menjangkau SKE. Disamping itu, masyarakat yang memiliki pemahaman seperti internet masih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan keseluruhan masyarakat Indonesia yang ada. Dikarenakan belum seluruhnya masyarakat Indonesia dapat memahami internet, sehingga peran SKC masih sangat tampak pada masyarakat.
Namun tak bisa dipungkiri, teknologi informasi semakin cepat berkembang dan harganya semakin terjangkau. Dulu komputer sangat mahal, tetapi sekarang komputer sudah banyak di rumah-rumah di pedesaan. Dulu, biaya untuk akses internet sangat mahal, sekarang masih mahal bagi sebagian masyarakat, dan ke depan sangat mungkin harganya lebih terjangkau.
Tentu saja masyarakat Indonesia juga menginginkan berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi. Begitu juga dengan media yang berkaitan, mereka juga akan berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada pada masyarakat.
Seperti salah satu pada teori Komunikasi Massa: Media Critical Theory. Dimana setiap media yang ada berusaha untuk cederung mencari dan menyediakan alternaif pada masyarakat. Dalam hal ini adalah Surat Kabar.

Tidak ada komentar: